Sejarah


JEMBER, (suarajatimpost.com) - Bagi anda yang sedang berkunjung ke Kabupaten Jember, Jawa Timur, belum lengkap rasanya jika tidak mencoba mencicipi kuliner khas kota pandhalungan ini.
Bagi masyarakat yang biasa menggunakan jasa transportasi Kereta Api pada tahun sebelum tahun 90-an ‘Pecel Pincuk Garahan’ sudah sangat dikenal. Betapa tidak, asal mula makanan ini ada, tidak lepas dari sejarah.
Menurut cerita sesepuh, makanan ini ada sejak sebelum kemerdekaan. Dijual oleh masyarakat sekitar, menggunakan bahan baku yang berasal dari alam dengan tujuan dijual kepada nonik-nonik (istri) belanda. Kebetulan, daerah tersebut kawasan perkebunan dan hutan
Harganyapun tidak mahal, cukup Rp 1.500 per pincuk masa itu. Sambil memandangi pepohonan alas gumitir yang menghijau, serta melewati trowongan gelap yang jaraknya hampir 2 kilometer, sensasi rasanya sungguh berbeda.  “Yang membuat beda dengan nasi pecel pada umumnya, Pecel Pincuk Garahan menggunakan daun pisang dilengkapi lamtoro mentah, saya masih ingat itu. Bisa dipastikan kalau kereta yang saya tumpangi sudah hampir Stasiun Garahan, saya pastikan merapat ke jendela kereta untuk membeli,” jelas Mahfud (56) salah seorang guru Pegawai Negeri Sipil Jember.
Bagi masyarakat sekitar, berjualan kuliner ini sangat membantu roda perekonomian dan mampu memberi warna tersendiri bagi pengunjung yang melintas. Bahkan, Norma mengakui perhari bisa menghasilkan omset Rp 250.000, ‘Pembelinya pengendara yang lewat menuju Banyuwangi dan yang ke arah Jember. Lumayan lah, bisa menghidupi keluarga,” tuturnya.
‘Pencel Pincuk Garahan’ adalah satu masakan khas asli Jember yang saat ini masih ada dan itu bukan hanya sebuah cerita. Anda penasaran, mari datang dan manjakan selera makan, juga sesekali mengingat kenangan masa kecil anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar